Emil Hvidtfeldt, pria Denmark yang bersepeda sejauh 18 ribu kilometer saat menghadiri kegiatan yang diadakan kedubes Denmark
Foto: Kedutaan Besar Denmark Untuk Indonesia
Emil memulai perjalanannya dengan bersepeda dari Finlandia pada akhir April 2018. Selama satu tahun ia mengayuh sepeda melintasi 26 negara hingga berakhir di Indonesia. Pada Rabu, 8 Mei 2019, ia menginjakkan kakinya di Jakarta, sebagai destinasi akhir perjalanan panjangnya.
Dilansir dari cnnindonesia.com, Emil memilih Indonesia sebagai destinasi terkahir karena Indonesia adalah negara yang jauh dan sangat eksotis sehingga menjadi destinasi impian Emil.
Ia menuturkan perjalanannya itu dilakukan sebagai upaya bentuk aksi sosial untuk menggalang dana bagi Association for the Greenlandic Children, suatu Lembaga Swadaya Masyarakat di Grinlandia yang bekerja untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan sosial anak-anak Grinlandia.
Ide penggalangan dana lewat bersepeda lintas negara ini muncul dari pengalamannya ketika ia menimba ilmu di Grinlandia selama satu tahun.
Emil menyaksikan banyak anak-anak Grinlandia yang berusia 14 sampai 15 tahun harus menderita kesehatan mental, seperti depresi dan insomnia. Kondisi ini disebabkan karena mereka harus menempuh pendidikan yang jauh dari rumahnya.
Sumber: Instagram pribadi Emil (@theoddtrip)
Ia juga harus mampu menerjang cuaca ekstrem ketika mendaki Himalaya dengan ketinggian sekitar 4.000 meter. Saat di Hilamaya, ia harus bertahan dengan cuaca mencapai minus 5-20 derajat celcius.
Setelah menembus dinginnya cuaca Himalaya, ia harus kembali berhadapan dengan panasnya India dan Pakistan.
Dilansir dari cnnindonesia, bagian terberat yang harus dilalui emil adalah saat melintasi Myanmar bagian utara dikarenakan jalannya sangat jelek dan tidak bisa dilintasi sepeda, sehingga ia harus berjalan selama 16-17 jam per hari.
Selain jalur yang sulit dilintasi, tantangan terberat baginya adalah menjaga mental serta semangat dalam perjalanan untuk menyelesaikan targetnya. Meski demikian, Emil mengaku jarang sekali jatuh sakit dalam perjalannya. Pernah sekali ia jatuh sakit di Tajikistan dan Usbekistan, hingga memaksanya pergi ke rumah sakit.
Saat pergi ke rumah sakit di Tajikistan, awalnya ia merasa kesulitan karena tidak ada seorang pun yang mengerti bahasa inggris sehingga ia sulit menjelaskan bagaimana keadaannya. Namun akhirnya dia menemukan orang yang bisa menerjemahkan bahasa inggris dan bisa mendapatkan obat yang tepat untuk kondisi fisiknya.
Sumber: Instagram pribadi Emil (@theoddtrip)
Di sisi lain, perjalanannya selama satu tahun juga dipenuhi pengalaman berharga. Menurutnya, pengalaman paling luar biasa adalah bertemu dengan banyak orang baik dalam perjalanan.
Bahkan, saat di Turki ia pernah menginap di rumah penduduk dalam beberapa hari. Tak hanya memberikan tumpangan tempat berteduh, warga Turki juga memberikan makanan dan beberapa barang kebutuhan Emil sehari-hari.
Selain itu, banyak tempat dengan pemandangan indah yang Emil temui, khususnya di wilayah Himalaya, Pakistan, Nepal, dan China Barat yang membuat Emil berhasil menjaga semangat dan menyelesaikan perjalanannya.
Hingga saat ini, Emil telah berhasil menggalang dana sebesar 63.400 krona Denmark atau setara Rp.136,33 juta. Jumlah itu melebihi targetnya sebesar 50 ribu krona Denmark atau setara dengan Rp.107,51 juta.
ConversionConversion EmoticonEmoticon